Thursday, April 28, 2011

Emosi Sang Mama

Apa pekerjaan yang mampu memunculkan seluruh spektrum emosi manusia?
Jawabannya adalah menjadi seorang ibu (bunda, mama, emak, mami apapun sebutannya).
Mengandung, melahirkan dan membesarkan dan mendidik anak bisa menjadi pekerjaan paling membahagiakan atau paling membuat frustrasi bagi sang perempuan bernama 'mama' ini.


Menjalani hidup sebagai seorang mama dari 2 anak selama 6 tahun terakhir sungguh mengubah hidup dan diri saya dalam begitu banyak sisi. Berjuta pengalaman bisa membuat saya menangis bahagia atau justru karena kesal. Berbagai emosi yang bisa muncul dalam menjalani peran sebagai mama ini sungguh luar biasa luasnya!

Menggunakan roda emosi manusia tentang 8 emosi dasar yang disusun oleh Robert Plutchik (1980), berikut emosi-emosi yang dialami seorang mama:

Joy - Sadness
Bahagia.
Ah, tentunya tak terhitung banyaknya kebahagiaan yang dirasakan seorang ibu, mulai dari saat pertama melihat bayinya yang baru lahir, mendengar kata pertamanya, menyaksikan langkah pertamanya dan berjuta peristiwa bahagia lainnya. Betapa kebahagiaan seorang mama sangat dipengaruhi oleh anak-anak mereka. Menjadi mama membuat seseorang merasakan kebahagiaan yang bahkan di luar dirinya sendiri, yang berasal dari orang lain. Rasa bahagia yang mungkin belum pernah saya rasakan sebelum saya menjadi mama. Kebahagiaan yang sejati.
Sedih.
Banyak pula saat-saat yang membuat mama sedih, seperti saat anak jatuh sakit dan terbaring lemah sambil menangis, hati semua mama jadi berkeping-keping. Rasanya ingin menukar apapun yang dimiliki demi mengakhiri penderitaan anak tercinta. Begitu pula saat menyaksikan anak mengalami kegagalan, meskipun mama paham bahwa hal itu penting bagi proses belajarnya, tidak ada mama yang tega. Apabila anak-anak remaja kita melakukan kesalahan dan membuat pilihan-pilihan yang buruk, mama mana yang tidak sedih, bahkan hancur hatinya.

Trust - Disgust
Rasa percaya.
Hal ini menjadi nyata terutama di tahun-tahun pertama, saat mama dan bayi menjalin dan membangun ikatan diantara mereka. Ibu merasa ingin selalu berada di dekat bayi, ingin memberikan sebanyak mungkin rasa aman yang dibutuhkan bayi. Begitu pun saat bayi mulai besar dan selalu ingin berada dekat mama, ada rasa saling percaya yang demikian kuat satu sama lain, bahwa akan saling 'menemukan' dan merasa nyaman satu sama lain. Saat anak mulai bersekolah atau bahkan kuliah di luar kota, meski rasanya berat melepas anak untuk pertama kalinya menghadapi dunia tanpa anda, tiap mama tahu, jauh di dalam hati kecilnya, di balik air mata dan senyumannya, ada rasa percaya pada sang anak dan bahwa ia telah siap dan terbekali untuk menghadapi dunia ini.
Rasa benci/jijik.
Saat menjadi mama, saya ingin dunia ini menjadi lebih baik, jauh daripada sebelumnya. Naluri keibuan yang kuat senantiasa membangkitkan keinginan kita melindungi sang buah hati. Setelah menjadi mama, saya sungguh jijik (dalam arti yang sebenarnya!), tiap kali harus melihat adanya bayi yang dibuang, anak yang ditelantarkan, kekerasan pada anak, pedofilia, penculikan, trafficking, prostitusi anak, eksploitasi dan berbagai hal buruk yang dialami anak-anak di dunia yang kejam ini. Saya juga membenci segala bentuk kekerasan, bullying, pornografi, kecanduan, penyalahgunaan obat dan semua bentuk kejahatan yang mungkin mempengaruhi anak saya. Mungkin selama saya hidup, belum pernah saya merasakan rasa benci/jijik yang demikan besar terhadap sesuatu hal seperti ini sebelumnya.

Fear - Anger
Rasa takut.
Bisa jadi, emosi inilah yang seringkali mendominasi hati dan pikiran para mama. Rasa takut, kekuatiran akan hal-hal buruk yang bisa dialami/menimpa anak. Kita takut akan segala bentuk sakit-penyakit (virus, bakteri, apapun bentuknya), penyebaran dan wabah penyakit berbahaya, bahkan sejak janin masih di dalam kandungan. Kita takut akan segala bentuk gangguan psikologis yang mungkin dialami anak, takut dan mencemaskan pergaulan anak di sekolah, takut akan pengaruh media bagi anak, takut akan doktrin-doktrin sesat yang beredar, takut akan berita negatif yang terpapar pada anak, takut akan segala kontaminasi dan penggunaan zat-zat berbahaya pada makanan/mainan anak. Semuanya. Semua hal yang bisa menimbulkan bahaya fisik maupun mental bagi anak kita, membuat kita takut. Rasa takut yang sedemikian intens sehingga mampu membuat mama melakukan apa saja untuk berusaha menghindarkannya. Bagi saya, hal ini mendorong saya menjadi manusia yang lebih baik, sejak jadi seorang mama, saya meninggalkan kebiasaan-kebiasaan saya yang buruk, berusaha menjalani hidup lebih sehat, lebih sabar dan semuanya itu didorong rasa takut akan menjadi panutan yang buruk bagi anak-anak saya.
Marah.
Semua mama rentan menjadi marah, apalagi dengan anak yang terus bertumbuh besar setiap hari dengan tingkah polah mereka yang tidak selalu 'manis'. Balita yang seringkali menjadi tantangan tersendiri bagi kesabaran mama, belum lagi remaja yang mulai melawan dan rasa-rasanya semakin tidak menghormati mama! Ya ampun! Jujur atau tidak, pada titik tertentu, semua mama pasti pernah merasa marah, dan itu manusiawi, mengingat kita berurusan dengan manusia lain yang sedang berkembang secara fisik, emosional dan intelektual. Di tiap fase berbeda dengan tantangan berbeda sungguh tidak mudah, apalagi kita terlibat secara emosional pada mereka, tak lain adalah karena kita sungguh-sungguh mencintai mereka.

Surprise - Anticipation
Kejutan
Hidup seorang mama tidak pernah lepas dari keterkejutan. Mulai dari pertama bayi sukses berguling, mengucapkan kata "mama", anak berhasil menyanyikan lagu pertamanya, dan semua hal-hal kecil menyenangkan yang menghiasi kehidupan mama. Takjub dengan segala pencapaian anak yang baru, prestasi-prestasinya yang membanggakan bahkan bantuan dan kata-kata tulusnya di saat yang tidak mama harapkan. Terkesima dengan perkembangannya yang begitu menakjubkan, seakan tak percaya dengan semua yang sudah bisa anak lakukan sendiri sekarang, yang terlintas di pikiran justru seperti baru kemarin mama melahirkannya!
Antisipasi.
Antisipasi adalah emosi sahabat para mama. Menjadi mama, membutuhkan kemampuan multitasking yang luar biasa. Ada sebuah iklan di tv yang menggambarkan dengan hal ini. Dikatakan dalam narasinya, "Anda sebagai suster, guru les, juru masak,..dst", sungguh banyak pekerjaan mama! Seorang mama selalu mengantisipasi, apa saja yang mungkin terjadi. 
Bagaimana kalau nanti di jalan Neo muntah ya? Atau bajunya ketumpahan sesuatu? Bagaimana kalau di jalan beberapa kali BAB? Bagaimana kalau tissue basahnya kurang? Jadilah akhirnya si mama pergi menenteng-nenteng tas berat berisi 10 buah popok, 5 pasang baju ganti, 3 bungkus tissue, 4 kain lap dan 1/2 lusin bib! 
Belum termasuk beberapa pilihan kaus kaki, topi dan jaket, kalau-kalau cuaca menjadi dingin! :D
Tidak hanya antisipasi tanpa henti akan pemenuhan kebutuhan fisiknya, bahkan emosional anak. Bagaimana kalau nanti di sekolah dia susah mencari teman ya? Bagaimana kalau nanti anak sedih kalau tahu anjing piaraannya mati ya? Bagaimana nanti kalau di acara dia bosan dan rewel ya? Bagaimana nanti kalau pas aku lagi kerja di kantor dia menangis mencari aku ya? Ratusan pertanyaan berputar-putar di benak mama, semuanya mengarahkan para mama menyiapkan, mengatur dan memastikan semua akan baik-baik saja dan berjalan lancar. Selalu berusaha mengambil satu langkah lebih maju untuk mempersiapkan semuanya bagi anak. Selalu preventif dan selalu berusaha untuk efektif.

Semua bentuk emosi manusia yang dapat terpikirkan, melanda kehidupan seorang mama. Tak terelakkan dan tak terbantahkan. Sungguh istimewa hak yang ku terima untuk menjadi mama. Sesuatu yang tidak ingin saya tukar dengan apapun di dunia ini.

Friday, April 22, 2011

Warning: Entering The Mobile Baby Zone!

Fiuh! Untuk kesekian kalinya saya ngelap keringet.. Sejak kurang lebih 2 minggu yang lalu, saya sudah berubah profesi jadi mandor! Neo yang sudah jalan kesana kemari benar-benar bikin mamanya olahraga tanpa henti!


Euforia Neo mulai jalan nampaknya mulai berganti menjadi kewajiban melek mata tanpa henti dan mode mama siaga 24 jam pun harus dinyalakan. Semua benda di rumah ini mendadak berpotensi bahaya di mata saya dan membuat penasaran serta seru dimainkan di mata Neo!
Lautan kabel listrik, mainan dan peralatan gambar kakak Arvin, botol/gelas dan mangkuk bekas minum, tissue box, tas mama, sudut-sudut meja, kunci yang tergantung di pintu, gorden, buku-buku, kursi plastik, kipas angin, lilin (sering mati listrik pula!), koin-koin yang bertebaran entah asalnya darimana!, pintu dan jendela.. Hoh! Semuanya bikin jantung deg-degan, jangan sampe....??


Sedapat mungkin membiarkan Neo bereksplorasi semaunya dan sebebas-bebasnya, tapi di satu sisi begitu sulit men-childproof rumah ini dan begitu lelah menjaga semangat dan energi tetap menyala! Jam-jam tidur siangnya yang sudah melayang entah kemana,.. Durasi waktu tidur Neo yang semakin singkat,.. Antusiasmenya terhadap makanan yang agak berkurang,.. Segala bentuk keisengannya yang mulai tumbuh dan berkembang dengan subur,.. Tidak adanya prasangka terhadap bahaya,.. Percaya dirinya yang semakin meningkat-meski belum didukung kesiapan fisik,.. Teriakannya yang makin nyaring,.. Keinginannya untuk memanjati semua barang maupun badan orang,.. Kesukaannya melempar dan menumpahkan segala sesuatu,... Kengototannya yang keturun dari mama (ngaku.. ;p),.. Owh! Semuanya sudah diubah oleh sang waktu.


Seru. Lucu. Gemes. Pegel! Asyik. Capek! Rame. Bangga. Tak ternilai.
Hmm.. Kalo diliat-liat, banyakan positifnya ya.. Tetap semangat! (^_^)

Tuesday, April 19, 2011

Sukses Menyusui Dengan Anggun


Neo sedang menyusui dengan tenang
Sejak mulai hamil dan merencanakan untuk menyusui anak secara penuh (ASI eksklusif), saya berusaha mempersiapkan dan membekali diri sebaik-baiknya. Mulai dari segala artikel, bacaan dan buku-buku  pengetahuan tentang gangguan-gangguan menyusui dan berbagai tips menyusui dengan benar, saya lahap habis sambil menjalani kehamilan. Tapi ternyata, yang terpenting adalah mempersiapkan mental kita!

Berdasarkan pengalaman pribadi saya menyusui Neo (sudah berjalan 1 tahun lebih sekarang), ada beberapa kerangka berpikir atau mindset penting yang membantu dan memantapkan langkah saya sehingga mampu menikmati dan menjalani proses menyusui ini dengan 'anggun'.

1. Menyusui adalah hal yang normal.
Kita tentu tahu, begitu banyak pandangan salah tentang menyusui, seperti bahwa menyusui itu kuno, kampungan, pelit tidak mau memberi susu formula/alasan ekonomi, menyusui itu repot, membatasi aktivitas ibu dan banyak lagi. 
Hal yang sangat menguatkan saya adalah dengan menyadari bahwa menyusui adalah hal paling normal yang terjadi antara ibu dan bayi yang baru lahir. Semua mamalia menyusui anaknya, begitu pulalah yang NORMAL bagi bayi manusia. Justru bila bayi harus menerima makanan lainnya (padahal ASI tersedia), itu yang merupakan hal TIDAK NORMAL. Breastfeeding is the norm. 

2. Tidak perlu ragu dan malu untuk menyusui ditempat umum.
Banyak ibu menyusui yang ragu, bahkan tidak mau menyusui anak di tempat umum karena merasa malu, tidak pantas dsb. Sehingga pada saat diluar rumah, mereka menggantikan pemberian ASI mereka dengan Susu Formula dengan alasan kenyamanan. Sesungguhnya untuk kenyamanan siapa? Ibu? Orang sekitar? 
Meski belum banyak, di beberapa tempat umum sudah tersedia ruangan menyusui atau biasa dinamakan ruangan Ibu & bayi atau nursery room. Cari tahu keberadaan tempat-tempat ini bila berpergian atau perlengkapi diri dengan nursing cover bila memang diperlukan. Menerima ASI kapanpun dan dimanapun saat dibutuhkan  adalah HAK BAYI. Haruskah mengabaikan kebutuhan dan hak bayi hanya demi kenyamanan? Meski mungkin awalnya mungkin cukup sulit dan ibu merasa agak kaku, dengan persiapan, peralatan dan latihan yang cukup menyusui di tempat umum bukanlah hal yang sulit atau mustahil.

3. Jangan menganggap ini sebuah kompetisi.
Bayi ASI kan? Beratnya sudah berapa? Sudah bisa apa aja? Kalo kamu menyusuinya berapa lama? Stok ASIP di freezer berapa botol? Breastpump-mu merk apa? Kalo tiap mompa dapet ya berapa ml? Bisa berapa kali mompa sehari? Dan berjuta pertanyaan lainnya. Awalnya semua pertanyaan ini bertujuan sharing dan saling mendukung, tapi awas! Para ibu bisa terperangkap dalam persaingan yang tidak sehat.
Semua bayi berbeda dalam pertumbuhannya, gemuk-kurus tidak masalah, yang penting bayi dan ibu sehat. Pamer dan banding-bandingan stok ASIP (Air Susu Ibu Perahan)? Perlukah? Yang terpenting kita tahu kebutuhan bayi tercukupi setiap hari. Berapa lama seorang ibu menyusui pun tentu bervariasi tergantung kebutuhan dan kondisi masing-masing orang yang tidak mungkin bisa kita samakan, ya kan?
STOP menganggap proses menyusui ini sebagai kompetisi. Tidak ada kriteria ibu hebat yang 'paling sukses menyusui' dsb, yang terpenting kita berusaha melakukan yang terbaik semampunya dan hasil terbaik yang kita semua harapkan tentunya adalah bayi yang sehat, pintar dan bertumbuh kembang dengan baik, tanpa gangguan apapun.

4. Sugesti & afirmasi positif setiap hari.
Mensugesti diri dan juga bayi setiap hari sangatlah menguatkan bagi saya. Tiap kali menyusu, selalu saya katakan kata-kata positif, seperti "Neo minum yang banyak ya,.. Jadi anak sehat, pintar. Tenang aja, ASI mama pasti akan selalu cukup untuk Neo" dan juga beberapa afirmasi positif bagi diri saya sendiri, "Aku bisa menyusui Neo sesuai kebutuhannya dan pasti berhasil!". Lama-kelamaan hal ini menjadi kebiasaan yang juga paling penting menjadi doa bagi kami, pada akhirnya afirmasi positif ini menjadi sebuah self fulfilling prophecy. Berikut tulisan saya sebelumnya tentang kekuatan sugesti dalam keberhasilan menyusui.

5. Saling mendukung sesama ibu menyusui.
Bila memang mungkin, bergabung dengan kelompok ibu yang sama-sama menyusui, sehingga bisa saling berbagi, berkeluh-kesah dan merasa tidak sendiri. Saya sendiri tidak terlalu beruntung mendapat kelompok dukungan semacam itu di lingkungan saya, tapi.. Thank God for the internet! Bertemu sesama ibu menyusui (secara online) dengan berbagai pengalaman serupa sangat membantu pikiran saya tetap dalam perspektif yang benar setiap langkahnya. Tentunya yang tak kalah penting adalah mendapatkan dukungan penuh dari suami dan keluarga besar kita.

6. Targetkan yang terbaik sesuai kemampuan dan kebutuhan ibu.
Sebagian orang sudah menyusun rencana kapan mau berhenti menyusui bayi mereka dengan berbagai alasan, ada yang merasa sudah cukup di 6 bulan, 1 tahun atau 2 tahun dan mungkin lebih. Saya menargetkan bukan secara spesifik kapan saya mau, tapi kapan anak mau. Setelah 1 tahun ini, terus terang saya akan mulai memperkenalkan susu cair segar pada Neo, tapi saya akan serahkan semua padanya, entah dia suka atau tidak, yang pasti saya akan tetap menyusuinya selama yang dia butuhkan.
Menargetkan secara tidak realistis (misalnya HARUS berhenti pada usia anak 1 tahun), tentu akan sulit dan sangat mempengaruhi perasaan baik ibu maupun anak. Ibu yang tidak mau 'kelewat target' bisa jadi ngotot dan menghalalkan cara-cara yang kurang baik (misalnya mengolesi puting dengan benda-benda pahit, dsb) dan anak bisa jadi frustrasi. Bila kita memulai proses menyusui ini dengan indah dan penuh cinta, biarlah kita pun mengakhirinya dengan cara yang sama.

Saturday, April 16, 2011

Memperlakukan Anak Dengan Hormat



Semua orang tahu bahwa anak harus menghormati orang tuanya, hal ini adalah perintah suci yang tidak bisa dibantah, apapun alasannya. Karena itu kita sebagai orang tua selalu menekankan betapa pentingnya anak-anak kita memperlakukan kita dengan hormat. Tapi, apakah kita sudah memperlakukan anak-anak kita, sang buah hati kita itu dengan hormat? Mungkinkah kita mengajari anak bersikap hormat pada orang tua, bila kita sendiri tidak pernah sungguh-sungguh menghormati mereka?

Memperlakukan anak dengan hormat, berarti dalam berinteraksi dengan anak, orang tua memberikan/menjaga kehormatan anak sama seperti ketika kita berinteraksi dengan orang lain pada umumnya. Seperti saat kita berinteraksi dengan orang dewasa lain.



Memperlakukan anak dengan hormat, berarti:
1. Berbicara pada anak dengan sopan dan menggunakan bahasa yang baik.
Apapun kesalahan atau kenakalan anak, tetap tidak ada alasan yang dapat membenarkan orang tua untuk mengucapkan kata-kata yang kasar, menuduh, menyudutkan, melemahkan ataupun menghina anak. Begitu pula dengan membentak dan berteriak-teriak. Anak perlu belajar bahwa sikap yang baik dan kesopanan adalah nilai internal yang dimiliki seseorang dan bukan sesuatu yang dipengaruhi situasi eksternalnya. Sungguh hal yang menyedihkan bila seorang anak belajar berkata-kata kasar dan buruk justru dari orangtuanya sendiri.
2. Menghargai pendapatnya.
Saat anak sudah dapat berkomunikasi dengan baik, libatkan selalu mereka dalam pembicaraan, memilih makanan atau benda-benda untuk mereka. Karena setiap anak punya pendapatnya masing-masing dan mereka berhak didengarkan, tidak peduli berapa pun umur mereka.
3. Berikan perhatian penuh saat berbicara.
Kita pasti banyak membaca nasehat seperti tataplah mata anak ketika berbicara dengan mereka, turunkan tubuh anda sehingga selevel dengan anak, dan juga berbagai tulisan tentang jeritan hati anak yang orang tuanya lebih sayang BB/handphone dari pada dirinya! Lucunya, semua tulisan-tulisan ini banyak dikomentari dan di copy! Kenapa? Karena (sayangnya) hal itu sangat benar! Kalau anda nggak merasa tulisan itu ada benarnya, nggak mungkin anda sibuk mengcopy, memforward atau meretweetnya kan? Pikirkanlah.
4. Perlakukan anak dengan baik.
Perlakukanlah anak seperti bagaimana selayaknya anda memperlakukan orang yang anda cintai. Memang orang tua pasti mencintai anaknya, tapi tidak selalu memperlakuan anak dengan cinta. Ekspresikan cinta anda, berikan pelukan, kecupan, katakan bahwa anda mencintai mereka, perhatikan kebutuhan mereka, tidak peduli umur mereka. Anak-anak lahir dengan kebutuhan dicintai, dan kebutuhan itu tidak hilang dan selalu ada seiring berjalannya waktu. Sedapat mungkin jangan menomorduakan mereka.
5. Membuat hati mereka senang jika memang bisa.
Jika si 5 tahun tiba-tiba minta gendong, memangnya kenapa? Apakah harus ditolak mentah-mentah? Kalau anda memang mampu menggendongnya walaupun sebentar saja, turuti saja! Anak akan senang dan rulang punggung anda nggak akan patah kok! Jika anak anda yang sudah lama tidur di kamarnya sendiri tiba-tiba ingin 'tidur bareng papa-mama' malam ini saja, apakah harus ditolak? Biarkan saja. Kadang anak suka mengenang masa-masa dia sebagai si kecil kesayangan papa mama, walaupun canggung apabila hal itu sesungguhnya tidak menyakitkan, merugikan atau menyusahkan anda, turuti saja tanpa perlu menjadikannya masalah, yakinlah semua pihak akan bahagia pada akhirnya.
6. Bersikap ramah pada anak.
Bersikap ramah adalah seperti saat anda mendapatkan pelayanan kelas satu. Lawan bicara anda selalu tersenyum, peduli pada kenyamanan dan kebutuhan anda dan siap membantu anda kapanpun dibutuhkan. Kita pasti senang diperlakukan seperti itu, sehingga banyak orang berani membayar mahal untuk perlakuan kelas satu. Bersikaplah demikian pada anak, biarkan dia mengerti bahwa dia dan segala keberadaannya berarti bagi kita, orang tuanya.



Nah, kedengarannya tidak sesulit itu kan ya..? Rasanya saya selalu begitu pada anak saya. Betulkah? Untuk refleksi, berikut ciri-ciri orang tua yang tidak memperlakukan anak dengan hormat.

Orang tua yang menempatkan dirinya seperti 'atasan' bagi anak dimana tugasnya memerintah, menilai dan menghukum anak. Biasanya mereka selalu menyuruh-nyuruh dan memerintah anak-anaknya untuk melakukan sesuatu, seringkali mengucapakan kata-kata yang 'mengecilkan' anak, menghina dan membuat mereka malu, menyuruh anak-anaknya menutup mulut, dan sulit berhenti marah dan membentak anak meskipun anak sudah meminta maaf atas kesalahan mereka. Tidak perhatian dan tidak peduli terhadap perkataan anak, membicarakan anak di depan orang lain seakan anak tidak ada dan suka menyela perkataan anak!
Seringkali orang tua seperti ini justru memiliki anak-anak yang sudah cukup besar dan justru telah dapat berkomunikasi dengan baik!! Kedengarannya mengerikan sekali ya? Tapi coba kita lihat ke diri kita masing-masing, pernahkah kita berbuat demikian pada anak?
Ingat! Tidak ada kata terlambat untuk berubah menjadi orang tua yang lebih baik.

1 tahun Bersama Eugeneo





365 hari sudah berlalu sejak kelahiranmu...
Banyak sekali yang terjadi selama itu, begitu banyak perubahan, keajaiban dan perkembanganmu yang sudah kami saksikan.




Tak akan terlupa hari kelahiranmu yang sudah kami tunggu-tunggu. Begitu sempurna, tak bercela, tak seorangpun yang tidak langsung jatuh cinta.

Lahir di hari yang sama dengan perayaan ulang tahun perkawinan papa dan mama, sungguh sebuah hadiah dari Tuhan (seperti namamu Nathanael). Seberapa banyak orang yang diberkati dengan hadiah seorang buah hati?




Setahun berlalu menyaksikanmu bertambah besar dan bertambah keterampilan setiap hari, sungguh tak ternilai dan tak terganti.
Sejak gigi pertama, makanan pertama, duduk sendiri hingga kini yang nyaris berlari, sungguh bersyukur bisa berada disisimu setiap hari.
Bangun pagi dengan senyumanmu, sepanjang hari melihat semua ekspresi lucumu dan malam hari dengan muka ngantukmu, sungguh hari-hari mama kian berarti.




Dengan bangga pula, mama menyatakan setahun sudah mama menyusuimu. Tak sekalipun menjadi beban apalagi penyesalan. Untuk segala malam tanpa tidur dan hari tanpa mandi, terima kasih untuk kesempatan memberikan yang terbaik bagi Neo. Kesempatan untuk memahami apa artinya menjadi ibu, lebih banyak lagi dari yang sudah diketahui.
Tak habis bahagianya melihat kakak yang tidak sendiri lagi, ada Neo yang setia menunggu kakak pulang sekolah setiap hari. Begitu juga Neo yang langsung dapat pengalaman berharga untuk berbagi sejak bayi, berbagi cinta dan kasih sayang bersama kakak. Tak ada lagi film atau serial tv yang lebih mama sukai, daripada menyaksikan kasih sayang yang kalian miliki.

Sunday, April 10, 2011

"Namanya Siapa?": Cerita dan Tips tentang memilih nama anak

Dua kali sudah saya mendapat kesempatan (yang terhormat) untuk memilih dan menyusunkan nama untuk anak-anak saya. Memilih nama anak menurut saya memang harus dipikirkan masak-masak, karena ini perkara serius dan sebuah nama akan disandang anak seumur hidupnya! Bukan perkara sepele kan? Tentunya kita nggak mau anak jadi malu atau bulan-bulanan ejekan orang hanya karena kita orang tuanya yang egois dengan memberikan nama yang terlalu 'unik' atau lain dari pada yang lain (but not in a good way..).

Berikut proses pilih & susun nama anak-anak saya...


Si Anak pertama
•RAMSES ARVIN CONSTANTINE SUNDAMEN•
Arti dari serangkaian nama ini adalah anak yang lahir bersama matahari, supel, teman semua orang, tegas dan berpendirian teguh.

Nama RAMSES, dipilih karena artinya yang pas banget dengan kelahirannya yang di pagi hari bersamaan dengan matahari yang terbit. Saya juga ingin inisial R untuk anak saya, karena saya pikir-pikir huruf R itu bagus bila dibikin inisialnya, misalnya di liontin kalung atau undangan nikah (gila kan, mikirnya sampai sejauh itu,.. Haha).

Nama ARVIN sendiri sebetulnya saya suka karena simpel, gampang disebutkan dan saya pertama kali mendengarnya di film seri action favorit saya ALIAS (Jennifer Garner). Lucunya, nama Arvin di film itu di ambil dari nama tokoh Arvin Sloane yang adalah (justru) tokoh antagonisnya, tapi saya suka karena karakternya yang pintar, strategis dan cerdik. Jadilah nama itu dicomot, apalagi setelah tahu artinya yang bagus, yaitu "friend to all". Semoga Arvin jadi orang yang ramah dan bisa menjadi teman bagi semua orang.

Nama Constantine terinspirasi dari 2 orang, yang pertama adalah seorang kontestan American Idol tahun 2004, saya suka banget dan di tahun itu saya mengandung Arvin, jadilah saya simpan nama itu. Kemudian Keanu Reeves merilis film Constantine di tahun yang sama, saya penggemar berat aktor ganteng tersebut, jadilah saya YAKIN SEYAKIN-YAKINNYA untuk mengambil nama ini. Tadi terpikir untuk memberi nama Keanu, tapi kayaknya kok terlalu obvious gitu loh kalo ngefans ama K. R, jadi kita ambil karakter di filmnya aja deh. :) nama ini sendiri punya arti yang bagus, yaitu tegas dan berpendirian teguh, wah mengingat anakku cowok, itu pun juga sekalian menjadi doa baginya kelak menjadi pribadi yang demikian.



Si Anak kedua.
•EUGENEO DOMINIC NATHANAEL SUNDAMEN•
Rangkaian nama ini berarti anak pemberian Tuhan yang lahir dengan sempurna dan adalah milik Tuhan.
Anak kedua ini karena mungkin lebih highly anticipated, kami orang tua justru sibuk berkutat dengan puluhan ribu nama-nama bayi dan artinya, memilih satu persatu, layaknya juri di audisi nama bayi! Tiap hari membahas nama mana yang paling sesuai, bagus dan sebagainya! Akhirnya setelah kandungan memasuki usia 9 bulan, barulah kami bisa bersepakat memilih nama lengkap buat si kecil :)

Nama Eugeneo merupakan usulan si papa yang setengah memaksa ingin menamai anaknya Eugene, tapi karena saya merasa nama itu kayaknya agak kuno, saya kurang setuju, sampai suami akhirnya mengijinkan saya menambahkan huruf O di belakangnya agar terdengar lebih modern, dan nama panggilannya akan menjadi Neo (lagi-lagi seperti karakter Keanu Reeves di film The Matrix Trilogy). Lagipula artinya yang bagus membuat saya langsung jatuh hati: lahir dengan sempurna. Ahh,.. Indahnya.

Nama Dominic murni dipilih karena artinya yang adalah 'milik Tuhan'. Sesuai banget dengan pandangan kami kalau anak itu adalah milik Tuhan, dan sudah jadi tanggung jawab orang tua untuk mendidik dan memelihara mereka. Nggak pikir panjang, langsung dipilih.

Nathanael pun sama, dipilih karena artinya yang bagus, yaitu pemberian Tuhan. Setelah hidup berjauhan dengan suami 4 tahun lamanya, Tuhan mempercayakan 1 lagi anggota keluarga buat kami. Benar-benar hadiah dari Tuhan!

Saya memang memutuskan untuk memberikan 3 nama pada masing-masing anak (ditambah nama keluarga suami di belakangnya). Karena saya sendiri punya 3 nama dan saya merasa asyik aja selama ini hidup dengan nama cukup panjang, jadi saya teruskan buat anak-anak juga.

Berdasarkan pengalaman memilih dan menyusun nama anak-anak, saya melalui proses seperti berikut:

1. Kumpulkan si calon nama.
Biasanya tiap kali baca buku atau nonton film dan menemukan nama yang menurut saya bagus, akan segera dicatat supaya ingat. Bisa juga browsing nama-nama berdasarkan inisial yang dikehendaki, misalnya huruf R. Atau berdasarkan kategori, seperti asal nama, dan sebagainya. Nah, setelah dipilih beberapa nama yang disukai, langkah selanjutnya mencari tahu makna dari masing-masing nama tersebut. Jika artinya tidak bagus atau saya tidak suka, biasanya nama langsung dicoret. Bagi saya arti nama itu penting dan merupakan faktor penentu dalam pemilihan nama.

2. Panjang nama.
Berhubung sekarang ada banyak pilihan nama di tangan, putuskan seberapa panjang kita ingin menyusun nama anak kita. Apakah cuma satu kata? Apakah 2 atau 3 kata? Apakah ada nama keluarga yang harus ditambahkan di belakangnya? Jangan sampai lupa masih ada nama keluarga atau nama baptis, atau keduanya yang akan ditambahkan kemudian sehingga membuat nama jadi super panjang! Saya kenal seseorang dengan nama sebanyak 7 kata yang akhirnya bukannya unik, malah membuat orang gerah menuliskan namanya!

3. Bunyi dan kesesuaian nama.
Setelah pasti nama mana saja yang dipilih dan seberapa panjang alias ada berapa nama yang akan disusun, mulailah merangkai nama-nama tersebut mana yang paling enak didengar? Biasanya saya berulang-ulang mengucapkan dan menuliskan nama yang sudah disusun untuk melatih juga mendengarkan nama tersebut, apakah nama itu enak didengar? Mudahkah disebut? Mudah ditulis?

Memilih nama anak adalah salah satu tugas yang paling saya sukai, menyenangkan sekali bisa menamai seorang manusia yang akan membawa nama pilihan anda itu seumur hidupnya.

Thursday, April 07, 2011

100 facts about Me. Really? Yup!


Lama menjadi Trending Topic di Twitter, #100factsaboutme rasanya cukup seru dan menantang untuk diikuti. Tapi kok kayaknya cuma akan menuhin Timeline dengan informasi yang nggak semua followers saya mau tahu ;p hehe Jadi, biar gak ada yang protes, bikin di blog sendiri aja ahh,.. (in no particular order)








1. Bungsu dari 5 bersaudara
2. Penyanyi kamar mandi.
3. Pernah long distance relationship dan sama sekali nggak ketemuan sama suami 4 tahun lamanya!
4. Suka menggambar.
5. Menu favorit: Teri Sambel
6. Mantan anak band.
7. Orang pertama yang punya anak di keluarga (kakak-beradik).
8. Sudah 2 kali operasi caesar *kalo sampe 3 kali mungkin dapet payung cantik*
9. Novel pertama yang dibaca sampe selesai: Interview With The Vampire.
10. Nggak bisa memulai baca buku apapun, kalo nggak pake highlighter atau pulpen berwarna plus penggaris.
11. Fanatik sama yang namanya minum teh, bisa berkali-kali dalam sehari.
12. 2 kali kemalingan handphone.
13. Penggemar Sudoku.
14. Pernah hidup di Jogja kurleb 7 tahun.
15. Pernah memelihara Red ear slider turtle 5 ekor, ikan 11 ekor (2 mas koki, 3 Betta fish & 6 Lemon fish) dan hamster 2 ekor semuanya di dalam satu kamar kost 4x3meter!
16. Menikahi pacar jaman SMA saya.

17. Pernah juara vocal group yang hadiahnya coklat Beng-Beng satu orang satu biji!
18. Selalu nangis sesenggukan tiap anjing di rumah mati 🐶
19. Harus punya planner untuk merencanakan dan mencatat momen dalam kehidupan saya sehari-hari 📖
20. Nggak bisa naik sepeda (semoga sempet belajar kelak).
21. Menamai kedua anakku dengan nama karakter filmnya Keanu Reeves.
22. Nggak pantang menyusui di tempat umum!
23. Suka ngemilin susu bubuk ama susu kental manis (dulu...)
24. Mampu mengkonsumsi telur 3 butir sehari.
25. Suka pentilin ujung bantal ;p
26. Cinta karaoke.
27. Bikin MPASI bayiku sendiri! Yay!

28. Sukses menyusui ASI ekslusif, 10 hari lagi sudah mau 1 tahun.
29. Paling ilfil liat belalang sembah.
30. Terobsesi mengoleksi berbagai alat tulis yang unik
31. Bertekad membesarkan anak-anak multilingual 
32. Film favorit: A Beautiful Mind.
33. Penyanyi favorit masa sekarang: Sarah Brightman.
34. Pernah berambut panjang kira-kira cuma 3 kali selama hidup.

35. Belum pernah sekali pun menjalani yang namanya perawatan 'facial' di salon atau pun klinik kecantikan (Believe it or not!). Hare gene...?
36. Sampe detik ini masih suka makan Choki-choki pasta...
37. Nggak mengkonsumsi daging babi.
38. Maniak keju.
39. Benci sinetron.
40. Lagu bahasa Inggris pertama yang sukses dihafalin : More Than Words by. Extreme.
41. Sempet jadi penirunya Gwen Stefani (maklum masih remaja...)
42. Blogging since 2005.
43. I love making lists!
44. Nyaris nggak pernah nggak pakai kuteks.
45. Buku favorit: The Little Prince by. Antoine Saint de Exupery.
46. All time fave band: No Doubt.
47. Nggak bisa masak, nggak berniat belajar, sampe pas punya anak.
48. Fans berat kuteks-kuteks dan lipstik merk Revlon.
49. Sedapat mungkin, kalo sakit nggak langsung ke dokter atau minum obat. Lebih percaya sama sistem imun saya sendiri.
50. Suka beli T-shirt anak-anak dalam ukuran terbesarnya, untuk dipake sendiri.
51. Waktu kecil jari kelingking kanan pernah kejepit di lift (ha! Mulai abis bahan!)
52. Rada trauma tiap naik motor di tanjakan karena pernah jatuh dan di kaki kanan ada kenang-kenangan bekas knalpot.
53. Di dalam tanda tangan saya ada bentuk bintangnya.
54. Film pertama yang bikin sukses nangis: King Kong versi yang pertama.
55. Waktu SMA pernah ditendang sama guru karena disinyalir mengepalai aksi bolos massal di kelas.
56. Di usia yang masih 20 tahunan sekarang ini, sudah 3x cabut gigi (ouch!).
57. Suka pusing kalo naik mobil sedan.
58. Paling bete setiap kali orang nanya "Kok bisa?". Jangan pernah bertanya kok bisa!
59. Nggak suka makan sayur (jangan ditiru!)
60. Menjalani kelahiran, SD, SMP, SMA dan kuliah, menikah, semuanya di kota yang berbeda.
61. Pernah ke Johor Baru Malaysia selama 6 jam, cuma buat nambahin cap di paspor (fakta yang aneh..).
62. Make up item andalan: eyeliner cair hitam.
63. Pertama kali naik motor bebek di usia 14 tahun (kemana aja mbak?)
64. Masih inget banget tanggal kenalan sama suami dan lokasinya juga.
65. Sempet jadi generasi kirim salam lewat radio (ah,.. Masa-masa itu..)
66. Pernah tabrakan mobil cukup parah karena kelitikin yang nyetir mobil (ampun! Nggak lagi..!!)
67. Album musik terbaik sepanjang masa menurut saya: Jagged Little Pill - Alanis Morissette.
68. Sempat GR anak kedua bakal perempuan dan sudah siap sedia nama perempuan sampe 3 nama lengkap!
69. 2 kali selama hamil pasti selalu ada perjalanan naik pesawat.
70. Cinta duren dan 2x hamil selalu kesampean makan duren sepuasnya! (siapa bilang orang hamil gak boleh makan duren??)
71. Pro-life! Anti- aborsi.
72. Sejak punya anak kedua ini, pecah rekor 4 hari berturut2 nggak sempat mandi (jangan ditanya baunya!).
73. Satu barang yang saya berani bayar mahal untuk kualitasnya: pinset alias tweezers! (jangan ditanya buat nyabut apa!).
74. Mulai 'berani' makan sayuran sejak hamil anak pertama.
75. Confession: Saat ini saya lupa nyimpen cincin kawin saya dimana! (sssttt!).
76. Kangen banget sampe saat ini mau pake sepatu hak tinggi, tapi karena sampe sekarang masih babywearing kemana-mana,.. Nanti dulu.
77. Suka banget sama Teh Kotak Ultra Jaya. Teh kemasan paling enak!
78. Dulu mengoleksi majalah Cosmopolitan, sekarang buku dan artikel parenting ;-)
79. Paling suka liat cowok botak.
80. Suka pink.
81. Sukanya handbags yang supersized, bisa bawa keperluan mama plus jadi baby bag juga! (praktis atau pelit?)
82. Suka irit yang agak berlebihan *the real mak irit*
83. Sungguh sangat ingin memperdalam fotografi, tapi belom sempet-sempet.
84. Tergila-gila dengan segala bentuk manisan buah kering/preserved fruits, somboy, kiamboy, amboy uenak tenan oy! *apa seeh*
85. 3 tahun hidup di Medan, nggak pernah sekalipun ke danau Toba! (Makanya jangan menunda2 akhirnya nggak kesempaian - note to self)
86. Pernah sekali nyobain wahana Tornado di Dufan dan berjanji nggak mau naik lagi 🙁
87. Tahu pasti bahwa tidak akan ada perceraian dalam pernikahan saya!
88. Berprinsip kalo makan di resto yang baru harus nyobain nasi gorengnya, soalnya kalo makanan sesimpel itu aja nggak enak, berarti nggak worth it untuk nyoba menu yang lain!
89. Sangat suka dan mensyukuri nama yang diberikan orang tua saya! *love you papa & mama*
90. Paling suka nyiumin anak dan suami waktu mereka lagi tidur lelap dan gak sadar kalo dicium (oke,..oke,.. Ini bukan cuma saya ya..)
91. Paling nggak suka orang yang memakai social media (FB, Twitter, dsb) untuk marah-marah dan maki-maki orang. Really..?
92. Nggak suka dengan coklat dengan tambahan kacang jenis apapun, pokoknya musti polos.
93. Paling suka duduk di depan banget, entah itu di kelas, seminar, gereja dst. Karena tujuan ke tempat2 itu untuk mendengarkan, kalo duduknya jauh di belakang, terlalu banyak distraksi.
94. Sahabat karibku dan satu-satunya tempat curhat plus konsultasiku adalah mamaku.
95. Nggak berani pake contact lens.
96. Saat menulis posting ini umur saya adalah 10.036 hari!
97. Lahir pada tanggal yang sama dengan mamaku, jadi saya ini kado ulang tahun (semoga saja yang terindah) buat mamaku.
98. Jarang banget sisiran, mungkin kalo dikira2 paling banyak 4 kali dalam seminggu.
99. Suka banget bau hujan.
100. Percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamatku.

Sunday, April 03, 2011

Mengapa dan Bagaimana Membuat MPASI sendiri?

Bubur Beras Merah Brokoli
Ada banyak alasan mengapa saya memutuskan untuk memasak sendiri MPASI untuk bayi saya, semua alasan itu RASIONAL dan sangat BENAR, hehe. Diantaranya adalah:
- Rasanya lebih enak! Rasa yang enak ini berasal dari makanan asli dengan bahan asli, bukan rasa yang berasal dari MSG atau penyedap lainnya. Saya berniat memberi makan bayi saya, bukan menipunya :)
- Lebih hemat. Pernahkah moms & dads menghitung-hitung atau membandingkan pengeluaran masak sendiri dengan beli makanan instan? Jauh lebih murah lho.. Apalagi jika bahan makanannya juga dikonsumsi oleh keluarga, jadi ambil-ambil sedikit buat makanan si bayi. Makanan instant mahal karena kemasannya yang bagus-bagus.. (ingat! Don't judge anyhing, solely by its cover!)
- Bahan yg digunakan segar & terbaik. Karena kita sendiri yang memilih dan menyiapkan. Bisa pake yang organik atau non-organik, bisa tanam di kebun sendiri atau beli. Terserah kita, yang penting pilihlah yang baik dan sehat buat anak tercinta!
- Nutrisi terjamin. Kita bebas memadu-padankan bahan yang mau diolah, ada berbagai macam sumber protein, karbohidrat dsb, bikin mama tambah pintar dan kreatif! Pelajari cara-cara terbaik untuk menjaga nutrisi makanan yang kita masak.
- Makanan utuh/asli secara umum jauh lebih sehat. Bisa dijamin bahwa makanan bayi terbuat dari sayur, daging dan buah asli, bukan konsentrat atau aromanya saja. Lebih sehat, tidak ada tambahan pengawet dan sejenisnya. Nutrisi yang terkandung murni, bukan fortifikasi. Karena alami, lebih mudah diserap dan dicerna oleh tubuh. Keren kan?
- Mudah! Bisa memasak sedikit untuk setiap hari atau masak banyak dan disimpan di freezer. Fakta menenangkan bagi emak-emak nggak pinter masak seperti saya :) hoho..
- Ada kepuasan tersendiri bagi ibu yang memasak! Iya dong, salah satu kebahagiaan menjadi ibu adalah melihat anak lahap memakan makanan yang kita masak sendiri. Setuju kan?!
- Bayi segera terbiasa dengan rasa makanan seperti menu keluarga. Karena bahan makanan yang digunakan sama, bayi akan mudah beradaptasi ke menu keluarga saat tiba waktunya untuk beralih ke makanan keluarga.
 
Puree mangga plus tepung beras putih
Banyak orang tua yang ragu memasak sendiri MPASI bayi karena takut kurang bersih/higienis, padahal ada beberapa langkah untuk memastikan kebersihan MPASI rumahan, antara lain:
1. Gunakan alat-alat yang baru dan bersih, selalu sterilkan terlebih dahulu, terutama di awal-awal perkenalan MPASI. Alat-alat ini diantaranya, adalah pisau, talenan, mangkuk, saringan, parutan dll. Terutama untuk kain lap, gunakan yang baru, bersih dan tidak pernah berkenaan dengan daging, telur mentah dan sejenisnya.
2. Bersihkan dan keringkan selalu talenan potong sebelum digunakan. Bila menggunakan talenan plastik, ganti dengan yang baru apabila permukaannya rusak dan menjadi sulit dibersihkan. Bila menggunakan talenan kayu, cuci bersih dan selalu tiriskan setelah dicuci, agar permukaannya selalu kering.
3. Simpan peralatan masak bayi ditempat yang berbeda dengan peralatan makan keluarga. Cuci, sterilkan dan tempatkan di wadah bertutup agar aman dari debu maupun kontaminan lainnya.
4. Cuci bersih dan sterilkan peralatan makan bayi, seperti piring, mangkuk, sendok, gelas minum dan lain-lain.
5. Bersihkan dan sterilkan wadah penyimpanan makanan dan bahan makanan bayi, hindari memakai plastic wrap dan wadah plastik yang menandung PVC dan BPA.
Puree Apel Brokoli


Metode memasak MPASI
Ada 4 cara umum memasak makanan bayi, yaitu:
1. Pengukusan. 
Paling baik untuk menjaga nutrisi makanan dan memelihara warna sayur tidak berubah, seperti untuk brokoli dan buncis. Semua puree buah dan sayur biasanya saya kukus, kecuali kalau mau bikin saus apel, karena memang memakai sedikit air.
2. Perebusan. 
Cocok untuk kentang, labu dan sayur jenis akar-akaran (roots). Kulit sayur akan melindungi isi sayuran dari panas, sehingga nutrisinya tetap terpelihara. Ingat untuk mencuci dan menyikat bersih kulit sayuran yang direbus bersama dengan kulitnya.
3. Pemanggangan. 
Cocok untuk jenis-jenis squash, daging dan kentang. Seru juga untuk memasak apel.
4. Microwave. 
Tidak terlalu dianjurkan karena alasan kematangan dan suhu yang bisa jadi tidak/kurang merata.
Puree Pir Wortel
Ada banyak alat yang disebut-sebut sebagai 'must-have' kalau mau ber-MPASI rumahan, misalnya slow cooker dan mini rice cooker. Saya sendiri sejauh ini (bayiku 11 bulan), 'survive' dengan peralatan konvensional, yaitu, panci stainless steel diameter 16 dan 18cm, kukusan, mangkok plastik untuk cuci-cuci buah dan sayur, pisau, talenan baru, peeler stainless steel (untuk kentang & wortel, nggak kuat deh kalo ngupas pake pisau, pegel boo..), saringan stainless steel buat menghaluskan makanan, beberapa set container plastik non-PVC dan BPA yang freezer & microwave friendly (tahan panas dan dingin). Udah deh segitu aja.. Asalkan ada kemauan, pasti ada jalan :) Jadi, tidak ada alasan untuk nggak mencoba masak MPASI sendiri kan? Yuk mari...