Saturday, January 15, 2011

Perilaku bayi yang membuat orang tua frustrasi dan cara meresponnya

Bayi kita, si buah hati, makhluk kecil yang manis, menggemaskan, lugu, seperti malaikat. Sejak lahir kita begitu terpesona dengan mereka, tidak ada suatu saat pun terbayangkan bahwa mereka bisa membuat kita stres, sebel dan frustrasi! Tapi seiring makin bertumbuhnya bayi, makin bertambah kepintaran, kelincahan dan terutama rasa ingin tahu mereka, semakin banyak pula perilaku dan perbuatan yang kadang membuat orang tua 'sebel' dan nggak sedikit yang frustrasi. Beberapa perilaku itu, diantaranya (kalo ada yang mau share dan nambahin boleh banget...) :
gambar diambil di sini
•Menyentuh dan memegang barang-barang yang berbahaya/nggak boleh disentuh
Keingintahuan mereka yang berkembang pesat membuat bayi-bayi ini selalu mencari barang untuk ditarik, didorong, dijatuhkan dan dilempar! Tidak peduli apakah itu mainan, alat makan, ponsel mama atau vas bunga dan pigura kesayangan mama! Cara mereka mempelajari dunia adalah dengan menyentuh sesuatu dengan tangan dan juga memasukkan segala sesuatu ke dalam mulut mereka, baik untuk dihisap, dijilat atau digigit. Nah, daripada meneriakkan "Jangan.. Jangan!" atau "No..no..no!" lebih baik pelan-pelan kita singkirkan bayi dari benda atau tempat yang berbahaya dan katakan lembut "Ini bukan buat Neo ya..". Atau bisa juga tiba-tiba memanggil nama bayi "Neo!" (tapi bukan ngagetin lho ya..). Saat bayi mendengar namanya dipanggil, dia akan terhenti sejenak dari apa yang sedang dia lakukan, saatnya buat orangtua 'menyelamatkan' bayi dari akibat yang berbahaya.

Untuk membantu perkembangan bahasanya, kita bisa mengajarkan kata-kata yang akan diasosiasikan bayi pada Apa yang berbahaya dan apa yang aman. Misalnya, katakan "boleh pegang" pada barang-barang yang aman dipegang dan "tidak boleh pegang" pada benda-benda yang berbahaya. Jangan harap bayi langsung ngerti dan ikut lho.. Ini hanya salah satu usaha yang bisa kita coba. Yang terutama adalah memastikan tidak ada benda berbahaya di sekitar ruang gerak bayi. Selain penting untuk mengajari bayi tentang apa yang tidak boleh, di saat yang sama, penting juga untuk mengajarinya tentang apa yang menjadi miliknya.
Contoh, mama sedang berada di dapur memotong sayuran dengan pisau, si bayi nampak bersemangat untuk ikut dalam kegiatan mama, katakan "Ini bukan untuk Neo, ini pisau mama. Ini sendoknya Neo". Teknik ini disebut substitusi dan pengalihan, suatu pendekatan yang mungkin memang sudah kita lakukan secara instingtif, tiap kali kita menawarkan mainan miliknya sebagai ganti saat kita mengambil sesuatu benda yang tidak pantas dipegang/dimainkan oleh anak.

gambar diambil di sini
•Menumpahkan makanan atau melempar gelas minum dan peralatan makan dari kursi makannya.
Bayi sedang belajar tentang hal apa saja yang bisa dia lakukan dengan kedua tangannya dan dia juga menemukan betapa menakjubkannya fenomena yang namanya gravitasi itu! Lagipula dengan melakukan hal tersebut, dia mendapatkan reaksi yang cukup dari orang tua yang mungkin saat sedang makan bersama, tidak sedang memperhatikannya. Tergantung pada sisa energi dan waktu yang kita miliki, kita bisa memilih untuk 'go with the flow' dan terlibat dalam permainan 'menjatuhkan dan mengambilkan' dengan si bayi, sampai pada titik dimana entah orang tua atau bayi bosan!

Anda bisa berhenti mengambilkan tiap barang yang jatuh sebagai isyarat permainannya sudah berakhir. Kalau bayi sudah menyadari tidak ada lagi lawan main baginya, dia akan mencari permainan lain. Pahami bahwa meskipun bayi melempari makanan atau minuman yang anda berikan padanya, tidak berarti ia menolaknya, tidak suka ataupun mencoba untuk jadi si pemberontak.
Hanya satu alasan yang sederhana: ia ingin bermain dan berinteraksi dengan orang tuanya! Bila mama tidak berminat main 'jatuhkan-ambilkan', turunkan saja bayi dari kursi makan dan berikan mainan sungguhan. Habiskan beberapa menit untuk main, sampai dia siap untuk duduk dan makan lagi. Atau biarkan saja sippy cup yang sudah dijatuhkan itu di lantai, dan katakan "bye-bye sippy cup!". Lalu anda teruskan acara makan anda sendiri seperti anda ingin bayi meniru anda. Jagalah suasana makan tetap menyenangkan dan interaktif, lama-lama bayi akan mengikuti contoh yang kita tunjukkan.

•Menggigit atau memukul 
Bayi belum mampu menyatakan perasaan dan mengungkapkan emosinya lewat kata-kata, jadi dia menggunakan satu-satunya alat yang dia miliki: mulut dan tangannya. Dia akan menggunakan kedua alat ini untuk bereksperimen dengan orang-orang yang dikenalinya yang ada di sekitarnya, yaitu orang tua, kakak/adik dan pengasuh. Tapi gigitan maupun pukulan ini biasanya lebih kepada komunikasi yang cenderung bermain-main daripada sebagai bentuk agresivitas. Mengingat pukulan bayi anda biasanya tidak 'menyakitkan' tapi lebih pada gerakan kasih sayang atau frustrasi yang kurang tepat sasaran, HINDARI godaan untuk membentaknya. Beri contoh pada bayi. Tunjukkan bagaimana kita mengelus sayang atau menepuk dengan lembut dengan tangan kita. Katakan, "Ayo kita sayang kakak", "Ayo kita peluk teman" atau "Begini cara mengelus si doggy". Bila dia memukul karena frustrasi, bantulah dia melakukan apa yang ingin dia lakukan. Verbalisasi kemarahannya: "Kalo nggak bisa ambil ini, Neo jadi kesal ya." Mungkin bayi tidak mengerti kata-kata kita, tapi dia akan memahami nada suara kita dan menyesuaikan diri dengan contoh yang kita tunjukkan.

•Berteriak dan memekik
Bayi terkagum-kagum dengan kekuatan yang mengejutkan dari suara mereka sendiri. Bayangkan bayi kecil bisa membuat ruangan yang penuh dengan orang dewasa untuk berhenti dan menengok! Itu kekuatan super! Salah satu cara yang bisa dicoba bila anda tidak tahan dengan teriakan si kecil, adalah menciptakan tempat khusus untuk si bayi berteriak tiap kali ia menujukkan kebutuhannya untuk berteriak. Bisa di halaman belakang rumah, dan katakan bahwa ia boleh berteriak sepuasnya di tempat khususnya itu. Misalnya ada ruangan kecil khusus di rumah, dedikasikan saja menjadi ruang berteriak. Bisa juga dengan kotak teriak khusus. Yang terpenting adalah SABAR karena pada akhirnya fase ini akan berlalu juga.

•Melawan atau 'ngajak berantem' setiap kali dipakaikan baju
Waktu-waktu ganti popok dan memakai baju memang waktu yang identik dengan konflik. Agenda si bayi biasanya nggak sesuai dengan kita. Mereka biasanya terlalu tertarik dengan bagian-bagian tubuhnya, misalnya saat memasangkan popok bayi masih seru dengan tangan yang menyentuh di sana-sini, jadi akan kesal kalau kita mau buru-buru menutup aksesnya atau saat memakaikan baju dia tidak suka tiap kali hidung atau telinga kecilnya 'nyangkut' di lubang leher baju.

Solusinya, ubahlah kegiatan ini menjadi permainan yang asyik. Coba bermain petak-umpet, tanyakan, "Mana ya tangannya Neo?" setelah memasukkan tangannya ke dalam lubang baju, serukan, "Ini dia tangannya!". Nyanyikan lagu yang sesuai, seperti Hokey Pokey: "You put your right hand in, put your left hand in and shake it all about..". Lagu andalan saya baik dengan Arvin ataupun Neo adalah Irama lagu Here We Go Round The Mullberry Bush, diganti dengan kalimat, "This is the way we put on our shirt.. Put on our shirt... This is the way we wear our clothes... Wear our clothes... So early in the morning!". Kemungkinan besar bayi akan bersemangat dipakaikan baju. Bila masih susah juga, pakaikan saja baju yang gampang dipakaikan pada bayi yang bergerak-gerak terus, misalnya model yang sangat simpel, minim kancing dan 1 sampai 2 ukuran yang lebih besar dari yang biasa dipakai bayi. Saat bayi mulai mendekati usia 2 tahun biasanya akan mulai muncul keinginan untuk memilih sendiri baju yang akan dipakai, hal ini akan memenuhi kebutuhan otonominya.

*(Referensi dari tulisan Dr.Sears dalam Parenting's Iphone App)

No comments:

Post a Comment