Dalam rangka Pekan ASI Sedunia (World Breastfeeding Week) pada tanggal 1-7 Agustus 2011 ini, saya ingin turut merayakan dengan menulis sedikit uneg-uneg tentang ASI dan proses menyusui. Adapun tema tahun ini adalah "Talk to me! Breastfeeding: A 3D Experience" dan memfokuskan pada pentingnya komunikasi dalam melindungi, menggalakkan dan mendukung proses menyusui.
Hal ini mengingatkan saya tentang kondisi masyarakat kita yang masih banyak saja yang belum 'melek' ASI, bahkan masih ada lho pikiran bahwa memberikan ASI itu tidak modern dan tidak praktis. Ya ampun, ini kan perkara kesehatan dan nutrisi bayi, bukan soal gaya hidup! Pasti kurang informasi deh. Padahal sebenarnya, kalau memang mau, kita bisa kok mencari informasi, penjelasan, komunitas dan segala macam tetek bengek seputar menyusui dan ASI. Buku-buku kesehatan, website, milis dan juga klub, kelas menyusui, asosiasi, semakin mudah diakses dan didapati (terutama di kota-kota besar).
Sebagai seorang mama yang pro-ASI, saya tahu persis bahwa keberhasilan seorang ibu menyusui anaknya sangat banyak ditentukan, antara lain, oleh komitmen dan optimisme ibu. Dimana hal itu mustahil dimiliki kalau ibu itu kurang wawasan tentang ASI, tentang kelebihan ASI, cara pemberian, perlekatan, solusi-solusi atas berbagai problem menyusui (tounge tie, puting datar dsb), cara memerah ASI, penyimpanan, menjaga dan meningkatkan supply ASI, maupun prinsip-prinsip dasar ASI, seperti mekanisme supply dan demand-nya. Juga berbagai kurangnya pemahaman akan kondisi bayi ASI, yang (misalnya) lebih sering minum (dikira malah ASI kurang/bayi tidak kenyang), sampai pemberian ASI ekslusif 6 bulan yang berarti bayi tidak diberi APAPUN selain ASI (termasuk air putih, jus buah dan pisang!).
Sungguh miris memang, betapa tiap hari kita dibombardir oleh pesan-pesan tersurat maupun tersirat secara komersil dari produk pengganti ASI tanpa henti. Kita hidup dalam lingkungan yang pikirannya sudah ditanamkan (oleh iklan) bahwa memberikan pengganti ASI adalah hal yang lebih modern, instan dan praktis. Begitu bagus dan kerennya iklan produk-produk tersebut seakan bisa sebagus ASI. Tentu saja, kita semua tahu, iklan itu tidak obyektif, bersifat persuasif dan tujuan utamanya adalah untuk menjual produk, BUKAN untuk kebaikan konsumen.
"Ayo ibu, bantu tingkatkan kemampuan berpikirnya!", "Hidup yang sehat di luar, di mulai dari dalam.", "kuberikan yang terbaik untuk bayiku, because you're my everything!", "100% untuk buah hati ibu", "Segalanya yang terbaik untuk dirimu,... Kuberikan segalanya, tuk menjadi yang terbaik", "She's got the whole world in her hands", "Eitss, jangan salah! Tidak semua susu sama loh!" dan seterusnya.
Semua slogan-slogan itu, bagi saya, justru sangat pas ditujukan untuk ASI.
Miris bahwa para ayah dan ibu muda begitu 'menelan' bulat-bulat apa yang ada di iklan, terpaku pada tambahan AA, DHA, Kolin, FOS, GOS dst dst... Tak tahukah mereka bahwa semua itu terkandung di ASI? Lengkap. Didesain khusus untuk memenuhi kebutuhan bayi dalam tiap tahap pertumbuhan. GRATIS. Kemungkinan karena minimnya 'iklan' ASI. Ayo kita sosialisasikan ASI!
Menurut saya, pepatah yang mengatakan bahwa semua hal terbaik dalam hidup ini adalah gratis (The best things in life are free) itu benar sekali. Diantaranya, cinta, perhatian, kasih sayang, kejujuran, kelemahlembutan, kebaikan, dan juga ASI. Kita pun semua pasti tahu slogan "Back to nature".
Sebelum produk pengganti ASI dipasarkan secara komersil seperti sekarang ini, sebagian besar bayi diberi ASI sebagai sumber nutrisi utamanya. Karena memang begitulah manusia (perempuan) diciptakan, setelah melahirkan anaknya, tubuhnya pun menghasilkan ASI anaknya. Itu hukum alam yang tak bisa dibantah. Bahkan semua mamalia pun demikian, apalagi manusia. Bila anda bisa memberikan yang terbaik, kenapa memberikan pengganti? Berikut artikel lengkap berisikan alasan-alasan medis untuk tidak menggunakan pengganti ASI.
Seperti tema WBW 2011, memang komunikasi sangat penting dalam menunjang proses menyusui ini. Yang ideal, bahkan sejak kehamilan, selain memantau perkembangan dan kesehatan janin, sebaiknya para praktisi kesehatan (dokter, bidan, suster dsb) sudah mulai mengkomunikasikan tentang pemberian ASI pada ibu-ibu hamil. Begitu pun ibu-ibu hamil harus proaktif mencari informasi, teman maupun dukungan dan belajar sebanyak-banyaknya. Sehingga apabila mengalami masalah, tidak panik dan sudah tahu solusinya. Perlu juga mencari komunitas yang mendukung dan juga perlu mengedukasi suami dan keluarga besar agar bisa turut membimbing dan mendukung keberhasilan proses menyusui. Masyarakat luas pun sangat perlu mendapatkan informasi tentang ASI untuk menambah wawasan dan terlebih penting lagi untuk membentuk kerangka berpikir yang benar tentang ASI dan menyusui. yang tak kalah penting adalah untuk meluruskan miskonsepsi, mitos dan pengetahuan yang salah tentang ASI. Banyak ibu menyusui yang kendor semangatnya karena begitu banyak informasi dan pengaruh yang keliru di masyarakat. Tiap-tiap orang yang punya narasumber dan sumber informasi terpercaya, wajib mengkomunikasikan tentang ASI pada orang lain, minimal berawal dari anggota keluarga dan teman-teman.
Kenapa?
Jangan biarkan hak bayi mendapatkan ASI terampas begitu saja. Sejak bayi dilahirkan dan tubuh ibu memproduksi ASI, itu adalah HAK bayi untuk menerimanya. Bukankah sudah jadi kewajiban orang tua pula untuk memberikan yang terbaik bagi putra-putrinya?
Dalam skala besar, pemberian ASI mendukung generasi penerus yang sehat dan cerdas. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa bila pemberian ASI di masyarakat sebanyak 90%, maka sekitar 1000 angka kematian bayi bisa dicegah. Pemberian ASI juga sangat menuntungkan bagi lingkungan hidup kita. Bagaimana tidak, dengan memberikan hanya ASI, maka begitu banyak sampah kemasan, kaleng, botol yang terhindarkan untuk dibuang ke lingkungan. Pemberian ASI juga memberikan keuntungan kesehatan secara umum, karena bayi ASI lebih jarang sakit, maka angka perawatan, konsultasi kesehatan dan pengobatan dapat ditekan.
Begitu banyak kelebihan ASI yang mungkin belum diketahui banyak orang. Tak kenal maka tak sayang. Sungguh memprihatinkan bila sesuatu hal yang baik, gagal atau batal dilakukan semata-mata hanya karena kurangnya pengetahuan. Marilah kita bersama-sama menjadi duta ASI, demi kebaikan dan kesehatan bangsa kita tercinta ini!
You can, too — link up your breastfeeding posts from August 1-7 in the linky below, and enjoy reading, commenting on, and sharing the posts collected here and on Natural Parents Network.
(Visit NPN for the code to place on your blog.)
No comments:
Post a Comment