Monday, February 06, 2012

Hal-hal mengejutkan bagi orang tua seiring bertumbuh besarnya anak


Saat saya membaca artikel oleh Rachel Sarah di sini, saya merasa sepenuhnya setuju. Pastinya melihat anak bertumbuh dan berkembang semakin besar setiap harinya adalah hal paling membahagiakan bagi setiap orang tua. Banyak yang berubah pada diri anak semakin dia besar dan diantara banyaknya hal-hal yang indah, ada pula beberapa hal yang lucu, konyol dan bahkan mengesalkan dan semuanya itu menjadi hal-hal yang mengejutkan bagi orang tua. 

Beberapa poin yang diangkat dalam artikel tersebut, diantaranya:


Anak akan mengatakan “I love you” tanpa diminta

Ya… nggak ada yang menandingi hal ini. Saya terus terang tidak ingat kapan persisnya Arvin mulai mengatakan “I love you” tanpa ‘pancingan’ terlebih dahulu. Mungkin sekitar usia 3-4 tahunan. Saat momen itu datang, sungguh, semua jerih payah kita seperti hilang begitu saja. Doa saya adalah untuk mendengar kalimat indah ini dari mulut anak-anak saya, bahkan sampai ia besar nanti dan tidak perlu merasa malu untuk mengucapkannya. Saya pun bertekad mengatakan hal seperti ini setiap hari, setiap saat tanpa diminta.


Anak akan menjadi terlalu besar untuk duduk di pangkuan mama

Betapa cepatnya anak-anak ini bertumbuh besar! Rasanya baru kemarin saya menggendongnya di dalam baby sling kesana kemari, memangkunya saat membaca buku, ngobrol dan menonton film. Tapi sekarang? Bisa-bisa paha saya kesemutan kalau mau memaksakan diri… itu pun kalau anaknya mau. Jadi, nikmati saja bila si kecil sedikit-sedikit minta di pangku, karena akan datang harinya dimana pangkuan kita tidak akan muat lagi untuk tubuhnya yang semakin besar.



Anak akan menginginkan waktu untuk sendirian

Saya masih ingat masa-masa melelahkan dimana Arvin tidak bisa jauh dari saya (bahkan selalu mengikuti dan mengekor saya tiap kali saya berpindah ke ruangan yang lain). Dan saya pun tidak bisa ingat kapan persisnya fase itu berakhir sampai dia mulai suka menghabiskan waktu sendiri, menghibur dirinya sendiri dan mampu mencari kegiatan dan memutuskan apa yang ingin dia lakukan secara mandiri.  Jam-jam berlalu dan bahkan tidak sekalipun terdengar panggilan “Mama!”. Sungguh melegakan dan (sesungguhnya) agak sedikit mengharukan.


Anak akan mengajari beberapa hal pada kita.

Dulu saya-lah sumber pengetahuannya, setidaknya saya juga yang mengkoordinasi materi-materi yang akan dipelajarinya, menjadi satu-satunya tempat untuk mencari jawaban baginya tiap kali ada hal yang kurang ia pahami. Kini dia jadi asisten pengingat untuk segala detail kecil yang sering saya lupakan. Sekarang dia mengajari saya bahwa sauropod adalah sebutan untuk sekumpulan dinosaurus herbivora yang berleher panjang dan berjalan di atas 4 kaki. Ornithopod adalah sekumpulan dinosaurus yang berparuh seperti bebek dan suka memakai kedua tangannya untuk mencapai tumbuhan pendek.  Theropod adalah sekumpulan dinosaurus yang karnivora dan bertubuh raksasa. WoW! Terima kasih nak! Sampai kapanpun, mama belum tentu tahu tentang informasi ini! :D


Anak akan menyakiti perasaan kita

Kenyataan yang pahit memang, tapi pada suatu ketika, saat anak seang marah atau kecewa pada kita, ia pun berkata: “Arvin nggak sayang lagi sama mama…”. Belum lagi kejujuran khas anak kecil yang mewarnai hari-hari kita: “Ma, mama mandi dong! Arvin cium mama udah bau!” atau “Kok gigi mama jelek sih? Rusak-rusak?” atau “Ma, Arvin suka mama yang dulu masih cantik...” saat kami bersama-sama melihat foto beberapa tahun yang lalu saat saya jauh lebih memperhatikan penampilan daripada sekarang. Ouch!


Anak akan menunjukkan keberaniannya

Saya paling bangga saat pertama kali masuk Taman Kanak-kanak dan saya tidak bisa mengantar Arvin (karena megurus adiknya yang baru lahir) dan kami langsung mendaftarkannya untuk ikut mobil jemputan sekolah. Sejak malam saya kurang tidur dan membayangkan kemungkinan ‘drama’ yang bisa saja terjadi hingga saya pun siap-siap untuk ikut mengantar membawa bayi saya ke sekolah, kalau-kalau Arvin menangis dan tidak mau ditinggal di kelas. Semua ketakutan saya tidak terbukti! Dengan manisnya ia bersiap-siap, masuk ke dalam mobil jemputannya dan berkata: “Bye-bye mama! Arvin sekolah dulu ya.”. Seiring dengan mobil yang menghilang di sudut jalan, air mata haru saya pun menetes di sudut mata.



Anak akan membuat kita menjadi orang yang lebih baik
Memiliki anak mendorong saya menjadi lebih baik daripada diri saya sebelum punya anak. Setidaknya mulai dari kebiasaan kecil sehari-hari. Dulu saya sering menggunakan kata-kata yang tidak baik (dan saya tidak bangga) dalam perkataan saya sehari-hari. Sekarang semampunya saya STOP menggunakan kata-kata buruk dan berusaha menyaring tiap perkataan yang keluar dari mulut saya. Begitu juga dengan berbagai kebiasaan harian yang saya ubah untuk memberikan contoh yang baik bagi anak saya. Saya pembenci matematika dulu, tapi sekarang saya bagaikan advokat matematika untuk mempromosikan 'matematika itu asyik' kepada Arvin. 

No comments:

Post a Comment