Baru-baru ini, kami berpindah tempat tinggal untuk kesekian kalinya. Bagi anak sulungku, ini sudah ke lima kalinya ia berpindah kota tinggal. Bagi anak keduaku, pertama kalinya (>1 tahun). Meskipun kali ini kami pindah ke kota 'lama' alias ke kota yang pernah kami tinggali sebelumnya, namun tetap saja yang namanya pindah itu perlu banyak persiapan, fisik maupun mental. Berikut tips tentang hal-hal yang perlu disiapkan untuk membantu anak pindah rumah.
Persiapan bagi si balita
Sebenarnya persiapan kepindahan bagi si balita tergolong hal yang mudah, karena masih memiliki rentang perhatian dan ingatan yang relatif singkat di usia ini, mereka cenderung lebih mudah beradaptasi pada perubahan.
Tapi sebagai individu yang penting dalam keluarga, mereka juga berhak tahu tentang apa yang terjadi, jadi yang saya lakukan:
- Menjelaskan dengan sederhana dan singkat bahwa dalam waktu dekat keluarga akan berpindah rumah sehingga tidak akan tinggal di rumah ini lagi
- Mengajak mereka 'membantu' pada saat sedang berkemas barang-barang, meski sekedar membantu 'melempar barang' ke dalam kotak!
Neo yang lagi asyik memanjati kardus |
- Pastikan untuk membawa benda-benda favoritnya, supaya ia tetap merasa nyaman meski berada di tempat baru (seperti bantal, boneka, selimut yang biasa dipakai tidur dan sebagainya)
- Kemas mainan favorit si kecil belakangan, jadi dia tetap bisa bermain sebelum pindahan
- Hindari menjalankan proses transisi yang berat di saat pindahan ini, seperti lepas popok, toilet training, lepas dot dan sebagainya. Hindarkan balita dari stress karena perubahan yang berlebihan.
- Biasakan balita dengan 'wajah' orang-orang yang akan ditemuinya di tempat baru (saya menunjukkan foto-foto opa, oma, om, tante yang tinggal di kota tujuan dan memang akan ditemui si kecil).
Persiapan untuk si anak usia sekolah
Anak pertamaku tahun ini naik kelas 2 SD, teman-temannya yang sudah bersama di sekolah selama 1 tahun lebih adalah orang-orang yang berarti baginya. Mungkin salah satu hal tersulit tentang pindahan bagi anak usia ini adalah kenyataan bahwa mereka akan kehilangan teman-teman dan meninggalkan sekolah mereka.
Yang saya usahakan pada si sulung:
- Jauh-jauh hari, beritahu anak bahwa keluarga akan pindah ke kota lain, kapan dan apa alasannya. Jujur saja apa adanya.
- Ajari dan ajak anak untuk berpamitan dan mengucapkan selamat tinggal pada teman-teman, guru dan sanak saudara yang ada di kota asal.
- Libatkan anak dalam kegiatan mengemas barang, sekaligus menjadi kesempatan untuk belajar berbagi dengan menyisihkan baju-baju dan mainan yang sudah tidak dipakai untuk diberikan pada orang yang membutuhkan.
- Ceritakan tentang hal-hal apa saja yang bisa dilakukan anak di tempat yang baru, fasilitas dan juga tempat-tempat rekreasi yang menarik.
- Ceritakan tentang calon sekolah barunya, beritahukan sekilas info tentang sekolah tersebut dan browse websitenya bersama-sama.
- Perlihatkan tempat tinggal mereka di kota yang baru (melalui foto atau browsing di internet).
- Tekankan pada kelebihan dari kota tujuan pindah pada anak.
- Bahas tentang transportasi yang akan digunakan saat keberangkatan (berhubung anak sulungku penggemar berat alat-alat transportasi, maka ia langsung bersemangat berbincang-bincang tentang ini).
- Libatkan anak dalam persiapan keberangkatannya, seperti menentukan bekal, pernak-pernik yang akan dibawa dan sampai ke baju yang ingin dia kenakan di hari H nanti. Hal ini membantu memompa semangatnya dan membuatnya merasa dilibatkan.
- Saat berangkat, dorong anak untuk membuat jurnal perjalanan dengan menyiapkan buku dan kertas gambar bagi anak.
No comments:
Post a Comment