Wednesday, July 20, 2011

Fakta Seputar Keuntungan Menyusui Lebih Dari 1 tahun (Extended Breastfeeding)



*gambar diambil dari sini

Banyak mama yang merasa risih dan terganggu dengan komentar-komentar miring orang saat mengetahui bahwa mereka masih menyusui anak balitanya. Yah, memang sebagian besar orang sering merasa perlu berkomentar tentang sesuatu, meskipun pendapatnya TIDAK diperlukan dan bahkan lebih parah lagi, pendapatnya TIDAK berdasar. 

Jadi, untuk mendukung para mama, yang seperti saya, masih menyusui balita mereka di usianya yang sudah lebih dari 1 tahun, mari kita lengkapi diri dengan data yang jelas dan penting. Nggak lain untuk menambah PeDe kita dan mendukung pilihan terbaik yang sudah kita buat itu.

Di bawah ini merupakan beberapa fakta penting tentang keuntungan dari extended breastfeeding, yaitu: 

Keuntungan dari segi NUTRISI
·       Meski belum banyak penelitian yang dilakukan pada anak-anak yang menyusu lebih dari usia 2 tahun, informasi yang tersedia kini mengindikasikan bahwa menyusui terus menjadi sumber nutrisi yang berharga dan sumber pencegahan atas berbagai penyakit selama proses menyusui berlangsung. 
·       "ASI perah dari ibu yang telah menyusui > 1 tahun secara signifikan mengalami peningkatan akan kandungan lemak dan energi, bila dibandingkan dengan ASI perah dari ibu yang menyusui dalam jangka waktu yang lebih singkat. Dengan proses menyusui yang lebih lama, kontribusi energi dan lemak dalam ASI bagi diet balita bisa jadi signifikan." --Mandel 2005
·       "ASI terus menyediakan nutrisi kunci substansial dalam jumlah yang cukup setelah bayi berusia lebih dari 1 tahun, terutama protein, lemak dan sebagaian besar vitamin." --Dewey 2001
·       Di tahun kedua (12-23 bulan), 448ml ASI menyediakan:
29% kebutuhan energi
43% kebutuhan protein
36% kebutuhan kalsium
75% kebutuhan vitamin A
76% kebutuhan asam folat
94% kebutuhan vitamin B12
60% kebutuhan vitamin C
--Dewey 2001
·       Penelitian yang dilakukan di rural Bangladesh menunjukkan bahwa ASI terus menjadi sumber vitamin A pada tahun ke-2 dan ke-3 dalam kehidupan anak.
      --Persson 1998
·       Tidaklah jarang bahwa penyapihan direkomendasikan bagi balita yang sudah makan makanan padat. Namun, rekomendasi ini TIDAK didukung oleh penelitian. Menurut Sally Kneidel dalam "Nursing Beyond One Year" (New Beginnings, Vol. 6 No. 4, July-August 1990, pp. 99-103.):
Sebagian dokter mungkin merasa bahwa menyusui dapat mengganggu selera makan anak terhadap makanan lain. Namun belum pernah ada dokumentasi yang menyatakan bahwa anak yang menyusu lebih cenderung menolak makanan tambahan daripada anak yang telah disapih. Nyatanya, kebanyakan menurut para peneliti di dunia ketiga, dimana peningkatan selera makan balita yang mengalami malnutrisi (gizi buruk) merupakan kepentingan mendesak, dianjurkan untuk tetap menyusui, bahkan pada anak yang mengalami malnutrisi berat (Briend et al, 1988; Rhode, 1988; Shattock and Stephens, 1975; Whitehead, 1985). Sebagian besar menyarankan bukan untuk menyapih anak balita yang mengalami malnutrisi, melainkan dengan mensuplemantasi diet ibu untuk meningkatkan kualitas nutrisi ASInya (Ahn and MacLean. 1980; Jelliffe and Jelliffe, 1978) dan dengan menawari anak makanan yang bervariasi untuk meningkatkan selera makannya (Rohde, 1988; Tangermann, 1988; Underwood, 1985).

Anak ASI LEBIH JARANG SAKIT
·     American Academy of Family Physicians mencatat bahwa anak-anak yang disapih sebelum berusia 2 tahun lebih beresiko terhadap penyakit (AAFP, 2001).
·     Anak balita yang disusui antara usia 16 dan 30 bulan telah terbukti lebih jarang mengalami sakit dan kalaupun sakit, durasinya lebih singkat, dibandingkan dengan anak-anak yang tidak disusui. (Gulick, 1986).
·     "Zat-zat Antibodi yang terkandung dalam ASI selama proses menyusui berlangsung adalah sangat banyak"  (Nutrition During Lactation 1991; p. 134). Bahkan faktanya, beberapa faktor-faktor imunitas dalam ASI meningkat konsentrasinya selamat tahun ke-2 dan juga selama proses penyapihan (Goldman 1983, Goldman & Goldblum 1983, Institute of Medicine 1991).
·     Menurut World Health Organization, "Peningkatan kecil saja pada tingkat menyusui/pemberian ASI, dapat mencegah sampai dengan 10% dari seluruh angka kematian anak di bawah usia 5 tahun: Menyusui/pemberian ASI memiliki peran yang esensial dan peran yang kadang diabaikan atas perawatan dan pencegahan penyakit pada anak. " [penekanan ditambahkan]


Anak ASI memiliki kemungkinan ALERGI lebih rendah
·     Banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa salah satu cara terbaik untuk mencegah alergi dan asma adalah dengan menyusui ekslusif setidaknya 6 bulan dan melanjutkan pemberian ASI dalam jangka panjang setelahnya.

Menyusui dapat membantu mencegah alergi dengan cara :
1.   mengurangi kemungkinan terpaparnya bayi pada alergen-alergen yang potensial (semakin lama waktunya sampai bayi terpapar, semakin rendah kemungkinan terjadinya reaksi alergi).
2.   mempercepat kematangan pertahanan protektif dari usus pada pencernaan bayi.
3.   melapisi usus dan menciptakan pertahanan terhadap molekul-molekul alergik yang potensial.
4.   menyediakan khasiat anti-inflamasi yang mengurangi berbagai resiko infeksi (yang dapat bertindak sebagai pemicu alergi).

Anak ASI itu PINTAR
·     Penelitian yang menyeluruh atas hubungan antara pencapaian kognitif (skor IQ, peringkat di sekolah) dan pemberian ASI telah menunjukkan bahwa anak-anak yang diberi ASI/disusui dalam jangka waktu lama, memiliki hasil pencapaian kognitif yang terbaik.

Anak ASI memiliki PENYESUAIAN SOSIAL YANG BAIK
·     Menurut Sally Kneidel dalam "Nursing Beyond One Year" (New Beginnings, Vol. 6 No. 4, July-August 1990, pp. 99-103.):


"Riset yang dilakukan tentang aspek psikologis dari menyusui sangatlah luas. Sebuah penelitian yang secara khusus ditujukan pada bayi-bayi yang menyusu lebih lama dari 1 tahun, menunjukkan kaitan yang signifikan antara durasi/lamanya menyusui dan penilaian tingkat penyesuaian sosial anak oleh ibu dan guru, pada anak usia 6 sampai 8 tahun (Ferguson et al, 1987). Dalam kata-kata peneliti sendiri, ‘Ada kecenderungan statistik yang signifikan pada menurunnya jumlah perilaku menyimpang dengan meningkatnya durasi menyusui.”   
·     Menurut Elizabeth N. Baldwin, Esq. dalam "Extended Breastfeeding and the Law":
      "Menyusui adalah suatu cara yang hangat dan penuh cinta untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan balita dan anak-anak. Tidak hanya menyusui menyenangkan bagi mereka, tapi juga meningkatkan energi mereka; juga menenangkan keputusasaan mereka, luka dan memar, dan stres yang timbul setiap hari dari masa anak-anak usia dini. Tambahan lagi, menyusui melebihi usia bayi, membantu anak melakukan peralihan secara bertahap menuju masa anak-anak mereka.”
·     Baldwin melanjutkan: "Memenuhi kebutuhan anak akan ketergantungan adalah kunci untuk menolong mereka mencapai kemandirian. Tiap anak akan bertumbuh dan akan meninggalkan kebutuhan akan ketergantungan ini pada jadwal unik mereka masing-masing.” Anak-anak yang mencapai kemandirian dalam waktunya sendiri akan merasa lebih aman dalam kemandiriannya itu dibandingkan mereka yang kemandiriannya dipaksakan sebelum waktunya.

Menyusui anak lebih dari 1 tahun adalah sesuatu yang NORMAL
·     American Academy of Pediatrics merekomendasikan bahwa "Menyusui harus dilanjutkan setidaknya selama tahun pertama kehidupan dan setelahnya selama sama-sama diinginkan oleh ibu dan anak… Jangka waktu pemberian ASI yang panjang memberikan keuntungan yang signifikan bagi kesehatan dan pertumbuhan, baik bagi ibu maupun bagi anak… Tidak ada batasan atas tentang jangka waktu/lamanya menyusui, dan tidak ada bukti tentang bahaya psikologis maupun bahaya perkembangan dalam pemberian ASI sampai tahun ke-3 kehidupan ataupun lebih.” (AAP, 2005)
·     American Academy of Family Physicians merekomendasikan pemberian ASI dilanjutkan pada tahun pertama kehidupan dan bahwa "Sebagaimana direkomendasikan oleh WHO, menyusui idealnya dilanjutkan setelah masa bayi, namun ini bukanlah norma budaya umum di Amerika Serikat dan membutuhkan dukungan dan dorongan yang berkesinambungan. Telah diperkirakan bahwa usia penyapihan alami bagi manusia adalah antara usia 2 sampai 7 tahun. Dokter keluarga harus memiliki pengetahuan tentang keuntungan-keuntungan pemberian ASI lanjutan, termasuk di dalamnya kelanjutan perlindungan sistem kekebalan tubuh, penyesuaian sosial yang lebih baik, dan memiliki sumber makanan yang dapat diandalkan pada saat krisis/darurat. Semakin lama seorang ibu menyusui, semakin besar penurunan resiko kanker payudara.” Mereka juga mencatat bahwa "Apabila anak berusia dibawah 2 tahun, ia akan mengalami peningkatan dalam resiko penjangkitan penyakit bila disapih. " (AAFP 2008)
·     US Surgeon General telah menyatakan bahwa bayi yang terus disusui hingga usia 2 tahun adalah bayi yang beruntung. (Novello 1990)
·     World Health Organization menekankan pentingnya menyusui hingga usia 2 tahun atau lebih (WHO 1993, WHO 2002).
·     Riset ilmiah oleh Katherine A. Dettwyler, PhD menunjukkan bahwa 2.5 sampai 7.0 tahun lamanya disusui, adalah bagaimana anak-anak kita telah diciptakan dan dirancang sedemikan rupa (Dettwyler 1995).

Ibu juga diuntungkan dari menyusui lebih dari 1 tahun
·     menyusui jangka panjang menunda pulihnya kesuburan pada beberapa wanita dengan cara menekan ovulasi (References).
·     menyusui menurunkan resiko kanker payudara (References). Beberapa penelitian telah menemukan asosiasi terbalik yang signifikan, antara durasi laktasi dan resiko kanker payudara.
·     menyusui menurunkan resiko kanker ovarium (References).
·     menyusui menurunkan resiko kanker saluran kencing (References).
·     menyusui menurunkan resiko kanker endometris (References).
·     menyusui memberikan perlindungan melawan osteoporosis. Selama laktasi berlangsung, seorang ibu dapat mengalami menurunnya mineral tulang. Kepadatan mineral tulang seorang ibu menyusui dapat berkurang pada seluruh tubuh sampai 1 hingga 2 % selama ia masih menyusui. Hal ini akan didapatkan kembali, bahkan kepadatan mineral tulang akan cenderung meningkat ketika anak telah disapih. Hal ini tidak bergantung pada suplementasi kalsium tambahan dalam menu diet ibu. (References).
·     menyusui menurunkan resiko rheumatoid arthritis. (References).
·     menyusui telah menunjukkan menurunkan kebutuhan insulin pada wanita yang diabetik (References).
·     ibu menyusui cenderung lebih mudah menurunkan berat badan (References).

**Tulisan ini bukan hasil karya saya dan saya terjemahkan dari www.kellymom.com

No comments:

Post a Comment