Monday, June 13, 2011

Berkaca pada Ibunya Kennedy, ibu tangguh dari Kenya


Hati saya sangat tersentuh kemarin sore.

Saya bersyukur sempat menonton salah satu program televisi yang sangat menginspirasi, yaitu CNN's World Untold Stories: Locked Up and Forgotten.








Program itu berfokus pada kurangnya perhatian (bahkan cenderung mengabaikan) pemerintah Kenya terhadap kesejahteraan warganya yang memiliki gangguan mental & psikologis. Pemaparannya panjang lebar, tapi ada tokoh yang menarik yang terungkap disitu yang membuat saya tersentuh. Ialah seorang ibu dari anak yang memiliki gangguan mental. Di program itu ia mencurahkan perasaannya dan tampak juga kesehariannya mengurusi anak yang meski usianya sudah tidak kecil lagi, tapi sama sekali tidak mampu mandiri dan mengurus dirinya sendiri. Anak itu bernama Kennedy, berusia 17 tahun, menderita cerebral palsy dan keterbelakangan mental.

Ibu ini dengan setia memberi makan, menggendong (Kennedy tidak bisa berjalan), membersihkan tubuhnya dan sebagainya. Belum lagi kemiskinan mereka yang membuat hidup jauh lebih sulit lagi.
Ibu dari Kennedy tiap hari memasak makanan yang sangat sederhana sambil bernyanyi, "God is good..". Kemana-mana ia MENGGENDONG anak 17 tahunnya yang tidak bisa berjalan. Ia adalah orang tua tunggal yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan, terpaksa harus mengurung Kennedy di rumah saat bekerja (karena tidak ada tempat menitipkan anaknya,) sebagai hiburan ia menggantungkan sebuah botol plastik bekas minuman yang sudah usang pada seutas tali di atas tempat Kennedy berbaring, sebagai 'mainan' bagi Kennedy selama ia ditinggal di rumah sendirian. Kennedy pun kesepian dan menangis di pembaringannya.

Meski harapan akan perawatan yang layak bagi putranya tampak jauh dari jangkauan (pemerintah Kenya hanya mengalokasikan 1% anggaran untuk kesehatan mental), ibu ini tampak cukup optimis. "I have hope. I have hope." katanya.

Kita seringkali sulit mengucap syukur apabila selalu melihat orang lain yang serba lebih dari kita. Lebih berhasil, lebih kaya, lebih menarik dan seterusnya. Tontonan ini memberi apa yang saya BUTUHKAN: gambaran & wawasan yang lebih besar dalam melihat hidup.
Betapa mudahnya kita mengeluh akan hidup sehari-hari menjadi orang tua, menjadi ibu. Tentang anak-anak yang menumpahkan makanan/minuman, minta gendong terus, tidak mau tidur siang, susah ngerti waktu diajari, menghilangkan barang, terlalu banyak main dan jutaan hal kecil lainnya.
Betapa kita seperti tidak puasnya membeli dan terus membeli, mencoba dan terus mencoba barang-barang yang sesungguhnya TIDAK kita perlukan, hanya karena orang lain mempunyainya dan sedang tren (termasuk produk untuk anak, mulai dari stroller, carrier dan mainan paling trendy!).

Ada seorang ibu di dunia ini yang meski lelah tetap menggendong anaknya yang berusia 17tahun itu kemanapun! Sementara kita dengan seabrek koleksi carrier & stroller mahal itu, tetap saja tidak puas.
Ada ibu yang tersenyum dan bernyanyi penuh syukur meski hanya bisa memasak 1 bahan makanan sangat sederhana setiap harinya, sementara kita dengan mudahnya membuang-buang makanan sisa atau hanya karena tidak suka.
Ada ibu yang hanya punya sebuah botol plastik bekas untuk mainan anaknya, sementara kita terus menambahkan lemari dan rak penyimpanan baru untuk mainan anak yang semakin banyak.
Ada ibu yang terpaksa meninggalkan anaknya yang cacat di rumah untuk mencari uang, kita seringkali kurang menghargai kebersamaan bersama anak-anak kita. Menyia-nyiakan kesempatan emas untuk menghabiskan waktu dengan mereka.

Sungguh sesuatu hal yang membuka mata, bahwa pelajaran dan pehamanan bukanlah sesuatu yang kita dapatkan hanya dari orang yang serba 'lebih' daripada kita, melainkan mereka yang 'kurang' dari kita.
Bila merasa kurang bahagia dan kurang beruntung, turunkan dagu, belajarlah pada mereka yang kurang beruntung. Karena seburuk apapun keadaan kita, selalu ada yang lebih buruk/tidak seberuntung kita.
Betapa pun sulitnya menjalani tugas dan tanggungjawab besar sebagai orangtua, kita patut malu bila melihat perjuangan dan optimisme ibu dari Kennedy.

*lebih lanjut tentang program tersebut:
http://edition.cnn.com/CNNI/Programs/untoldstories/

No comments:

Post a Comment